Wednesday, 22 July 2015 0 comments

5 years..

5 tahun pertama memang terasa lama,
terasa sangat berat,
ego begitu kuat,
tarik menarik ta pernah berhenti,
kadang diam bukan berarti tak bermasalah,
diam bisa diibaratkan menimbung gunung berapi,
sewaktu-waktu meletus dengan dahsyat,

kata engkau siap membina,
kenapa selalu orang lain yang engkau pikirkan,



0 comments

Lelah....

Lelah sangat aku Tuhan....
Kalau boleh berujar, komplain...benar-benar capek menjalani hidup ini. Tulisan ini kebetulan aku tulis karena benar-benar aku sudah merasa capek dengan hidup ini.
Setiap hal yang sudah direncanakan dengan baik selalu saja kandas, selalu saja kalah oleh setiap keputusan yang kau pikir menyenangkan...
ketakuan akan bayang-bayang masa lalu menjumpai..
apakah akan tenggelan dalam kabut hitam kembali...
apakah rasa tak peduli akan kembali datang...
apakah rasa acuh akan kembali menguasai...

Tak tahu aku...

hanya seberkas sinar yang masih bisa menguatkan

yang masih bisa.....

ah sudah lah...
inilah diriku
sebatang kere
mancari ikan diselokan


Wednesday, 26 November 2014 0 comments

Dadakan - berat

Membina pernikahan memang berat sob, apalagi di awal-awal tahun pertama…aduh-aduh…sangat sulit keluar dari area konflik. Bahkan kita sendiri kadang terjebak dan bingung manakah yang pantas untuk dilakukan, manjadi suami/istri yang baik atau menjadi anak yang berbakti.

Tidak bias dilepaskan begitu saja bila peran keluarga terlebih orang tua mempunyai andil besar dalam sejarah hidup kita, dan itu tidak bias lepas begitu saja ketika kita sudah mantap untuk membina hidup berkeluarga, yang berarti hidup secara mandiri. Namun campur tangan keluarga seringkali masuk dan menjadi salah satu penyebab terjadi konflik. Seringkali kita diminta menurut kepada keinginan orang tua/keluarga dan disatu sisi suami/istri tidak setuju dengan hal itu.

Hal yang sangat wajar bila konflik kepentingan yang berakar dari kepentingan orang tua terjadi. Menyatukan dua orang dengan latar belakang sejarah, keluarga, kepentingan, sifat, karakter, kebiasan yang mungkin sangat jauh berbeda tidaklah semudah membalik tangan dalam hitungan detik, butuh waktu mungkin bertahun-tahun hingga bias menyadari satu dengan yang lain.

Seringkali ke egoisan masih ada dalam pikiran berkeluarga. Terkadang kita terlalu condong dengan kepentingan keluarga kita sendiri, hanya mau dekat dengan keluarga besar kita sendiri tanpa mau tahu keluarga pasangan kita. setidaknya ketika kita tidak terlalu senang dengan keluarga pasangan kita, jangan terlalu memperlihatkan perasaan itu, anda harus menyadari ketika anda tidak bias berbagi dengan orang yang pernah menjadi bagian perjalan hidup pasangan anda, maka lambat lahun rasa kasih pasangan anda terhadap anda juga akan pudar, dan itu diawali dengan rasa ketidak senangan terhadap orang-orang disekitar anda juga.

Ada beberapa kalimat yang menurut saya tabu untuk dikatakan didalam hidup berkeluarga, terlebih ketika sedang terjadi konflik, yakni :
-         wegah /ndak mau: dalam bahasa jawa kata ini sering dan gampang sekali terucap, kata ini sedikit banyak mempunyai makna penolakan tapi tanpa disertai solusi. Hindari kata ini dan usahakan ganti dengan yang lain. Missal :
S : mau pergi ketempat paman?
I : Wegah      
S : ??????     
 bandingkan    
S : mau pergi ketempat paman?         
I : sebaiknya jangan sekarang, kalao minggu depan bagaimana
S : baiklah kalo begitu

-         Karepmu / terserah : Kata ini mempunyai makna penolakan karena tidak diberi pilihan sama sekali, putus asa kareana beberapa solusi selalu dimentahkan.
-         Urusan mu/ku : Pernikahan adalah menyatukan dua jiwa, jadi tidak tepat lagi cara berpikir tentang bagaimana aku/kamu tetapi pernikahan itu lebih ke kita
-    Salah kamu : Hanya merasa kita paling benar, pdahal sebenarnya tidak ada di teori "YOU are what you HATE" yang akan saya tulis lain waktu
sekian dulu ya..udah capek ini...

Sunday, 23 November 2014 0 comments

Long Story - perkenalan

     Tidak terasa sudah hampir satu setengah tahun aku menjalin pernikahan, dan sudah diberikan berkat seorang anak laki-laki yang tampan. Oh ya, sebagai perkenalan sebut saja diriku romelo (kalo ada persamaan nama ini hanya kebetulan saja, karena cerita ini hanya fiktif belaka). Sebenarnya bingung juga pengen mulai menulis dari mana karena ini adalah tulisan pertamaku, dan bener-bener baru mulai belajar menulis.
           
Kisah ini dimulai dari 14 tahun yang lalu, yah seperti anak muda yang lain pasti pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Seperti halnya pria normal yang lain, akupun pernah jatuh cinta pada sosok wanita sebut saja satiyem. meski sudah 12 tahun berlalu namun tetap saja cinta itu tidak surut, dan selalu tidak pernah bersandar sekalipun, silih berganti wanita yang datang seakan hanya untuk melupakan dirinya. Hingga suatu waktu aku dipertemukan dengan wanita yang benar-benar membuat aku bisa menghilang dari dunia, dan tepat di 21 april 2013  aku menikahinya, dan dialah seorang wanita yang mendampingi aku di beberapa waktu terakhir ini, dialah julinem, sosok yang sangat aku harapkan untuk mendampingi sampai maut yang memisahkan.

Itulah tadi sedikit perkenalan tentang romelo, aku sendiri lahir dibulan dengan zodiak gemini, dimana gemini sendiri di simbolkan dengan anak kembar yang dikenal sejak dahulu kala, yang menunjukkan adanya dua sisi dalam satu tubuh yang sama. Begitu pula dengan diriku, banyak yang bilang kalau mereka mengenal diriku secara baik, tapi sebenernya tidak ada yang bisa mengenali gemini dengan baik, bahkan dirinya sendiripun tidak, karena mereka seperti hidup dalam dua sisi yang baik dan buruk. Banyak yang menganggap diriku baik tapi sebenarnya tidak juga menurut ku. Aku pun juga pernah mengalami masa-masa tidak menyenangkan.

Sedikit cerita kembali ke masa lalu, banyak orang bilang kalau diriku ini tidak pernah bisa marah, tidak emosional. Sebenarnya ga betul-betul amat, sampai sekarang aku masih belajar mengendalikan emosi sebenarnya dan cara pengendalian itu aku sebut "YOU are what you HATE" khusus ini akan aku bahas di lain waktu ya.. Kembali ke laptop..eh tulisan... salah kalau orang bilang aku ga pernah marah, sebenarnya aku sering banget marah, hanya saja mereka tidak tahu... pelampiasan marah aku adalah rasa ga peduli, ga gagasan... baik ga gagas orang lain ataupun diri sendiri. Dan ini pernah aku alami, bahkan sampai bertahun-tahun, side effect marah, galau, kecewa, kegagalan dll yang bercampur jadi satu. Gara-gara hal itu aku sempat berpikiran untuk pergi jauh dari keramaian, jadi kloster gereja di daerah terpencil, dan mati muda. Kalau anak muda sekarang mungkin merokok atau minum supaya mereka punya image lebih, biar keren, biar dikira ga kuper, beda dengan diriku. Aku pernah merasakan rokok, minum, naik motor dengan gas pol dengan tujuan itu semua adalah supaya aku mati pelan-pelan.

Dan satu waktu aku berhenti dari itu semua, dan takut bila memikirkan hal itu lagi. Julinem, sosok itulah yang menyadarkan aku. Dan aku mulai mengendalikan emosi amarahku sejak itu, aku benar-banar takut kalau rasa acuh itu muncul kembali dan melukai orang-orang yang aku cintai meski tidak secara langsung, dan lewat tulisan inilah aku mencoba untuk mengupas sisi-sisi kehidupan, somoga tulisan-tulisan ini nantinya bisa menjadi bahan pembelajaran.....tobe continued


 
;