Tidak bias dilepaskan begitu saja bila peran keluarga
terlebih orang tua mempunyai andil besar dalam sejarah hidup kita, dan itu
tidak bias lepas begitu saja ketika kita sudah mantap untuk membina hidup
berkeluarga, yang berarti hidup secara mandiri. Namun campur tangan keluarga
seringkali masuk dan menjadi salah satu penyebab terjadi konflik. Seringkali
kita diminta menurut kepada keinginan orang tua/keluarga dan disatu sisi
suami/istri tidak setuju dengan hal itu.
Hal yang sangat wajar bila konflik kepentingan yang berakar
dari kepentingan orang tua terjadi. Menyatukan dua orang dengan latar belakang
sejarah, keluarga, kepentingan, sifat, karakter, kebiasan yang mungkin sangat
jauh berbeda tidaklah semudah membalik tangan dalam hitungan detik, butuh waktu
mungkin bertahun-tahun hingga bias menyadari satu dengan yang lain.
Seringkali ke egoisan masih ada dalam pikiran berkeluarga.
Terkadang kita terlalu condong dengan kepentingan keluarga kita sendiri, hanya
mau dekat dengan keluarga besar kita sendiri tanpa mau tahu keluarga pasangan
kita. setidaknya ketika kita tidak terlalu senang dengan keluarga pasangan
kita, jangan terlalu memperlihatkan perasaan itu, anda harus menyadari ketika
anda tidak bias berbagi dengan orang yang pernah menjadi bagian perjalan hidup
pasangan anda, maka lambat lahun rasa kasih pasangan anda terhadap anda juga
akan pudar, dan itu diawali dengan rasa ketidak senangan terhadap orang-orang
disekitar anda juga.
Ada
beberapa kalimat yang menurut saya tabu untuk dikatakan didalam hidup
berkeluarga, terlebih ketika sedang terjadi konflik, yakni :
-
wegah /ndak mau: dalam bahasa jawa kata ini sering dan
gampang sekali terucap, kata ini sedikit banyak mempunyai makna penolakan tapi
tanpa disertai solusi. Hindari kata ini dan usahakan ganti dengan yang lain.
Missal :
S : mau pergi ketempat paman?
I : Wegah
S : ??????
bandingkan
S : mau pergi ketempat paman?
I : sebaiknya
jangan sekarang, kalao minggu depan bagaimana
S : baiklah kalo
begitu
-
Karepmu / terserah : Kata ini mempunyai makna penolakan
karena tidak diberi pilihan sama sekali, putus asa kareana beberapa solusi
selalu dimentahkan.
-
Urusan mu/ku : Pernikahan adalah menyatukan dua jiwa,
jadi tidak tepat lagi cara berpikir tentang bagaimana aku/kamu tetapi pernikahan
itu lebih ke kita
- Salah kamu : Hanya merasa kita paling benar, pdahal sebenarnya tidak ada di teori "YOU are what you HATE" yang akan saya tulis lain waktu
sekian dulu ya..udah capek ini...

0 comments:
Post a Comment